Senin, 18 April 2011

PERTANIAN DI KOTA


URBAN FARMING
Guna mengatasi kesulitan warganya dalam mencari nafkah, sejak beberapa tahun lalu, Pemkot Surabaya menjalankan program urban farming. Teknik pertanian di tengah kota ini lumayan berhasil. 

Sudah banyak petani binaan Dinas Pertanian Surabaya yang menikmatinya. Yang diolah pun bervariasi. Mulai dari perikanan, perkebunan dan pertanian. Tak sekadar diberikan penyuluhan cara bercocok tanam atau merawat ternak dan perikanan saja yang diajarkan, permodalan pun diberikan.

Program ini sebenarnya tercetus setelah di Surabaya banyak dilakukan penataan lahan atau penggusuran. Akibat penggusuran dengan memindahkan penduduknya ke pemukiman baru, membuat pemkot harus berpikir. Sebab, perpindahan itu mematikan penghasilan warganya. Dengan cara urban farming itulah rupanya yang dianggap solusi saat ini.

Pada tahun ini, Pemkot Surabaya akan menggerojok anggaran sebesar Rp 2 miliar untuk membatu program urban farming. Bahkan pemkot juga akan belajar lebih dalam lagi soal pertanian seperti ini. Negara yang dipilih untuk study banding ini adalah Thailand.

Memang, untuk urban farming jenis perikanan ini, tak sepenuhnya berhasil. Masih ada hal yang perlu diealuasi, karena itu dengan study banding ke negara yang lebih pengalaman menjalankan urban farming, diharapkan mendapat masukan yang lebih baik.

Urban farming sendiri sudah dijalankan sejak 2008. Sejak itu, sudah banyak kelompok tani urban farming yang dibentuk. Dari evaluasi yang dilakukan, masih banyak kegagalan untuk mengembangkannya. Seperti karena terbatasnya lahan, namun tetap dipaksakan untuk mengembangkan urban farming, akhirnya gagal. “Tahun lalu, kira-kira 70 persen sukses, 30 persen gagal,” ujar Kepala Bidang Perikanan dan Kelautan, Dinas Pertanian Surabaya Aris Munandar.

Berkebun di kota / Urban Farming menurut Balkey M adalah Rantai industri yang memproduksi, memproses dan menjual makanan dan energi untuk memenuhi kebutuhan konsumen kota. Semua kegiatan dilakukan dengan metoda using dan re-using sumber alam dan limbah perkotaan.

Manfaat:

1. Urban Farming memberikan kontribusi penyelamatan lingkungan dengan pengelolaan  sampah Reuse dan Recycle
2. Membantu menciptakan kota yang bersih dengan pelaksaan 3 R (reuse, reduse, recycle) untuk pengelolaan sampah kota
3. Dapat menghasilkan O2 dan meningkatkan kualitas lingkungan kota
4. Meningkatkan Estetika Kota
5. Mengurangi biaya dengan penghematan biaya transportasi dan pengemasan
6. Bahan pangan lebih segar pada saat sampai ke konsumen yang merupakan orang kota
7. Menjadi penghasilan tambahan penduduk kota

Urban Farming dapat dilakukan melalui:

1. memanfaatkan lahan tidur dan lahan kritis
2. Memanfaatkan Ruang Terbuka Hijau (Privat dan Publik)
3. mengoptimalkan kebun sekitar rumah
4. menggunakan ruang (verticultur)
    Sumber: http://bit.ly/dXraVX

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar